Kamu tidak sungguh-sungguh menyayanginya kalau:
? Selalu berpikir bahwa si dia adalah pangeran paling tampan, baik hati, pengertian, setia, dan sempurna.
? Mengutamakan janji kencan kalian ketimbang menuruti permintaannya untuk menonton DVD di rumah karena capek.
? Setiap ada waktu luang, kamu selalu mengharuskan dirimu untuk menghabiskannya bersama dia.
? Nggak tahu kenapa, kamu gampang banget marah setiap kali dia bikin salah, tanpa mau mendengarkan dan memikirkan alasannya.
? Kamu begitu menyayanginya, sampai-sampai nggak rela kalau senyumnya yang indah itu harus terbagi dengan cewek lain. Kamu jadi gampang cemburu.
?
Sulit banget berkompromi setelah bertengkar. Seandainya dia begini, pasti jadinya akan lebih baik, begitu pikirmu selalu.
---
Kamu menyayanginya dengan tulus kalau:
? Kamu sendiri juga nggak tahu alasannya. Tapi, kamu bersedia menerima dia apa adanya, lengkap dengan segala paket kekurangannya. Lucunya lagi, kamu sama sekali nggak berniat mengubah kejelekannya itu.
? Mengutamakan kepentingannya di atas kepentinganmu. Dia memang janji bakal menemanimu nonton film yang udah kamu tunggu-tunggu sejak berbulan-bulan lalu. Tapi, kalau dia capek? Jelas nggak tega. Mendingan menemaninya istirahat di rumah.
? Merasa nyaman saat terpisah dengannya sepanjang dia baik-baik aja. Dalam kamusmu, nggak ada keharusan untuk kencan. Kalau dia memang lagi sibuk, ya ditunda dulu senang-senangnya. Asal, komunikasi tetap terjaga.
? Meskipun dia memang bersalah, kamu tetap bersedia mendengarkan alasannya. Kamu juga nggak keberatan mempertimbangkan alasan itu sebagai alasan untuk memaafkannya.
? Percaya seratus persen kepadanya. Dia jalan berdua sama sobat ceweknya? So what? Kamu yakin dia nggak bakal menodai kepercayaan yang udah kamu berikan kepadanya.
? Mau diajak mencari solusi bersama setelah cekcok. Bahkan, kamu selalu memetik hikmah dari suasana panas tadi
Read More…
---
Kamu menyayanginya dengan tulus kalau:
? Kamu sendiri juga nggak tahu alasannya. Tapi, kamu bersedia menerima dia apa adanya, lengkap dengan segala paket kekurangannya. Lucunya lagi, kamu sama sekali nggak berniat mengubah kejelekannya itu.
? Mengutamakan kepentingannya di atas kepentinganmu. Dia memang janji bakal menemanimu nonton film yang udah kamu tunggu-tunggu sejak berbulan-bulan lalu. Tapi, kalau dia capek? Jelas nggak tega. Mendingan menemaninya istirahat di rumah.
? Merasa nyaman saat terpisah dengannya sepanjang dia baik-baik aja. Dalam kamusmu, nggak ada keharusan untuk kencan. Kalau dia memang lagi sibuk, ya ditunda dulu senang-senangnya. Asal, komunikasi tetap terjaga.
? Meskipun dia memang bersalah, kamu tetap bersedia mendengarkan alasannya. Kamu juga nggak keberatan mempertimbangkan alasan itu sebagai alasan untuk memaafkannya.
? Percaya seratus persen kepadanya. Dia jalan berdua sama sobat ceweknya? So what? Kamu yakin dia nggak bakal menodai kepercayaan yang udah kamu berikan kepadanya.
? Mau diajak mencari solusi bersama setelah cekcok. Bahkan, kamu selalu memetik hikmah dari suasana panas tadi
0 komentar:
Posting Komentar